Kamis, 23 Februari 2012

LeapPad Explorer Tablet untuk Anak-Anak Terbaru Dari Leapfrog Hops

Sepintas memang tidak ada perbedaan dengan kebanyakan perangkat tablet yang ada saat ini, tetapi siapa sangka kehadiran tablet yang satu ini ternyata mengusung misi yang sangat mulia yang jarang ditemukan saat ini.
Tablet tersebut adalah  LeapPad Explorer yang diproduksi oleh LeapFrog Hops. Tablet ini memang dirancang untuk mensukseskan pendidikan bagi anak-anak.
Dengan panjang diagonal 5 inci, tablet tersebut memiliki layar sentuh dengan dan rasio aspek 16:9 dan resolusi 480 x 272 pixel. Dan karena hanya diperuntukkan bagi anak-anak, kabarnya tablet ini hanya didukung oleh keberadaan processor 400MHz saja.
Selain sebagai sarana penunjang pendidikan, tablet ini juga bisa dipergunakan sebagai perangkat hiburan, berkat accelerometer, built-in kamera, mikrofon dan bahkan stylus (untuk menggambar dan semacamnya). Ditambah dengan bentuknya yang kekar dan agak bulat serta perpaduan warna yang memikat tentunya sangat cocok bila dipergunakan oleh Anak-anak.
“Kami ingin LeapPad bisa menawarkan kemampuan kepada anak-anak untuk menciptakan pengalaman mereka pribadi melalui konten yang secara otomatis bisa menyesuaikan ke tingkat keterampilan mereka”, kata Craig Hendrickson, wakil presiden senior dan pimpinan produk di Leapfrog.
“Aplikasi LeapPad menginspirasi anak-anak untuk mengeksplorasi kreativitas batin mereka. Apakah itu mencoret-coret foto yang dijambil dengan kamera built-in, menciptakan sebuah cerita tentang diri mereka sendiri di Story Studio, atau membawa karakter favorit mereka agar bisa hidup dengan Animation Studio, dan pokoknya memang benar-benar diperuntukkan bagi anak-anak”.
Mengenai ketersediaannya sendiri, tablet LeapPad Explorer ini kini telah dipasarkan di luar negeri dengan bandrol per unitnya seharga 100 USD atau setara dengan 860 ribuan rupiah.

Rabu, 22 Februari 2012

[Diskusi] Anak yang Suka Mengganggu Temannya

Kali ini SekolahDasar.net akan menuliskan rekapan dari diskusi panjang di halaman facebook SEKOLAH DASAR. Ada sebuah permasalahan yang dialami oleh seorang guru, yaitu Bu Ayuk Yosi, yang mengajar kelas 1 SD memiliki murid suka mengganggu temannya di dalam kelas. Berikut adalah deskripsi kasus yang ditulisnya:

Anakku (kelas 1) suka sekali ganggu temannya,, ya mukul, jambak, nendang, nyubit, nyobekin buku, dan lain-lain. Padahal temannya nggak ada yang salah tidak menganggu dia. Anak itu malas nulis, pensil dipatahin, buku disembunyikan. :(
Aku dah bilang ke orang tuanya, dia bialng anaknya baik-baik saja, karena sudah dibawa ke psikiater, hasilnya anaknya normal. Aku sudah bilang ke Kepala Sekolah, Bagaimana cara mengatasinya, tapi nggak ada sosulinya. kadang nggak kuat menghadapi anak 1 ini. Anaknya suka isap-isap jempol, ngomong nggak nyambung, cara berjalan yang 'aneh', nggak konsen, tatapan mata liar, dan suka berteman dg orang yg lebih tua darinya (misal kelas 6 atau kakak2 SMA/SMA).

Dugaan penyebabnya:
# Ini anak lagi cari perhatian
# Kurang perhatian orang tua
# Terlalu dibiarkan dari sejak kecil begitu

Solusi:
1.Mencoba mencari akar permasalahan. Pola asuh orang tua, Kehidupannya, Visit ke rumahnya. Dan anak ini punya emosi tidak stabil karena "belajar" dari mamanya yg selalu meledak-ledak ketika marah. Di bawa psikolog dan minta orang tuanya refleksi. Tidak mudah tp berbuah nikmat. Jangan di keluarkan tapi coba bicara dan cari akar masalah.
2. Mungkin perlu diberi sedekit tanggung jawab
3. Selain pendekatan ke pihak keluarga, coba jg melakukan pendekatan langsung ke anak..
4. Guru yang mengajar di kelas 1 mesti guru yang memiliki kesabaran yang ekstra, sifat keibuan dan memahami psikologi anak, coba adakan pendekatan dan di sering diajak komunikasi sambil diarahkan kepada sikap dan perilaku yang baik
5. Kalau sudah melewati batas kewajaran anjurkan siswa tersebut ke sekolah luar biasa.. karna siswa tersebut butuh perhatian khusus, dibimbing secara khusus, untuk klasikal dengan jumlah siswa lebih dari 20 orang kita tidak akan bisa membimbingnya
6. Hasil test kepribadian anak, tatapan mata dia biasa atau ada yang beda dengan temannya? jika ada berarti harus ada penanganan khusus. pengalaman (kebetulan sudah 10 tahun saya mengajar di kelas 1) beberapa anak bermasalah diminta bantuan terapis. orang tua juga dilibatkan.. tidak mudah menyampaikan ke orang tua tetapi lebih baik orang tua menerima anaknya dulu. sebab bukan masalah kesabaran guru.. tetapi masalah jiwa yang mesti dicinta dan dibantu.
7. Kasih sayang yang benar2 kasih sayang dari hati
8. Yang lebih penting yakni do'a. selalu do'akan kebaikan untuknya khususnya dan anak2 yang lain umumnya.

Memang kadang sebagai guru menemui permasalahan yang tidak kita duga sebelumnya, semoga pengalaman ini menjadi pembelajaran bagi yang lain.
#Teman-teman terima kasih atas sharingnya..
Bravo Guru Indonesia untuk Anak-Anak Bangsa :)

Demikian tadi hasil diskusi dari sebuah kasus yang direkap oleh Bu Ayuk Yosi. Masih ada beberapa komentar dan tanggapan dari teman-teman yang lain, diskusi tentang permasalahan anak yang suka mengganggu temannya ini, bisa juga dilihat di sini. Jika Anda punya komentar, atau pendapat bisa dituliskan di kotak komentar di bawah ini.

HEBAT!

Sampah Plastik Jadi "Minyak"
KOMPAS/LUKI AULIA Siswa SMKN 3 Madiun menguji coba bahan bakar minyak dari sampah plastik pada mesin sepeda motor rakitan siswa SMKN 1 Madiun, Sabtu (18/2), di Kecamatan Mejayan, Madiun, Jawa Timur.


KOMPAS.com - Berawal dari keprihatinan pada sampah plastik yang sulit terurai, siswa SMK Negeri 3 Kimia Madiun mencoba mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Dari uji coba sejak tahun 2008 terciptalah ”minyak plastik” yang bisa digunakan sebagai bahan bakar lampu tempel, kompor, bahkan motor dan mobil.
Berbekal alat pembakaran dan penyulingan (plastic oil destilator) hasil rakitan sendiri yang dibuat dari tabung elpiji ukuran 3 kilogram, jenis plastik apa pun bisa diolah menjadi bahan bakar minyak. Saat ini yang diprioritaskan plastik dari tas keresek dan botol air kemasan. Ke depannya, direncanakan mengolah ban bekas.
Ide yang lahir dari salah seorang guru, Tri Handoko, itu rupanya efektif mengubah 1 kilogram plastik menjadi 1 liter bahan dasar minyak atau minyak mentah. Ketika diolah menjadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9 liter. Kotoran yang melekat pada plastik berpengaruh pada kualitas minyak yang dihasilkan.
”Makin bagus plastiknya, makin bersih minyaknya. Kualitas paling bagus dari gelas air kemasan. Kalau tas keresek kurang jernih,” kata Sulistyono, siswa kelas XI Program Keahlian Kimia Industri.
Siswa yang telah diajari proses pengolahan sejak kelas X ini menjelaskan, dengan suhu 250-400 derajat celsius, proses pengolahan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Prosesnya, sampah plastik dibakar di dalam tabung gas, lalu disuling melalui pipa tembaga dan dijernihkan di tabung penadah uap (hidrokarbon). Uap ini lalu mengendap menjadi minyak yang digunakan sebagai bahan bakar.
”Kualitas minyak dari plastik ini lebih baik daripada minyak tanah. Nilai oktannya kira-kira 84-85. Namun, masih di bawah premium dan pertamax,” kata Sulistyono.
Bekerja sama dengan SMKN 1 Madiun yang telah merakit truk mini Esemka, para siswa telah mengujicobakan minyak plastik itu ke mesin sepeda motor dan mesin Toyota Kijang keluaran tahun 1980-an. Namun, rotation per minute-nya (RPM) naik turun sehingga masih harus disempurnakan.
”Masih tersendat-sendat di kecepatan rendah. Namun, kalau gasnya digeber, lancar. Setelah dicek, emisi gas buangnya didominasi oksigen,” kata Nur Wakhid, siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Madiun, sambil menggeber mesin sepeda motor seusai diujicoba Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Sabtu (18/2), di Madiun.
Meski telah diuji coba, kata Meidian, rekan sekelas Wakhid, nilai oktannya secara tepat belum dicek karena belum memiliki alatnya. Untuk sementara, hasil uji coba menunjukkan hasil pembakarannya mendekati sempurna. ”Memakai alat cek emisi yang ada di sekolah, kapasitas karbon monoksidanya menunjukkan angka 0 terus,” ujarnya.
Untuk itu, menurut Sulistyono, minyak plastik itu harus disuling lagi agar kadar airnya berkurang. Baik jenis plastik maupun suhu ruangan selama proses pembuatan ikut berpengaruh pada kualitas minyak. Plastik botol air kemasan lebih mudah terurai daripada tas keresek.
Bank sampah
Kepala SMKN 3 Madiun Sulaksono Tavip Rijanto mengatakan, proses ini sebenarnya hanya mengubah plastik yang terbuat dari minyak untuk kembali menjadi minyak.
Karena kebutuhan sampah plastik yang tinggi, siswa semakin sulit memperoleh sampah plastik. Untuk itu, ia lalu bekerja sama dengan para pemulung agar bersedia menjual sampah plastiknya ke sekolah. Untuk menampung pasokan sampah plastik, rencananya akan dibuat bank sampah plastik di sekolah.
”Sekolah kami fokus ke upaya menjaga lingkungan dengan mengelola limbah. Sudah jadi tradisi di sini,” kata Tavip.
Untuk mengajak masyarakat mengelola sampah plastik, sekolah yang memiliki Program Keahlian Kimia Analis, Kimia Industri, dan Pengawasan Mutu Pangan itu membuat 15 alat pengolah model terbaru. Sebelumnya, para siswa telah membuat lima model yang terus dimodifikasi dan disempurnakan. Ke-15 alat itu telah dibagikan Gubernur Jatim ke SMK lain di Jawa Timur,
Selain minyak plastik, para siswa di sekolah yang didirikan pada 25 Agustus 1965 itu juga rutin menerima pesanan produksi virgin coconut oil, nata de coco, sirup buah, keripik buah, sambal tomat, bumbu pecel, pupuk kompos, dan sabun mandi.
”Setiap minggu para siswa rutin memproduksi 70-80 kilogram nata de coco,” kata Sunardi dari Humas SMKN 3 Madiun. Tak heran, karena kualitasnya yang bagus, siswa SMKN 3 Madiun umumnya sudah ”dipesan” industri sebelum mereka lulus.

KISI-KISI UN

Kisi-Kisi Ujian Nasional (UN) SD/MI 2012
Ujian Nasional (UN) akan segera dilaksanakan, menurut jadwal sekitar pertengahan bulan April 2012 Ujian Nasional untuk tingkat Sekolah dasar (SD) dan Madrasyah Ibtidaiyah (MI) akan dilaksanakan. Persiapan pasti sudah mulai dilakukan oleh Bapak Ibu guru, misalnya dengan memberikan pendalaman materi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 ini pun kisi-kisi ujian nasional (UN) untuk SD/MI sudah dirilis. Kisi-kisi UN SD/MI bisa dilihat di standar isi 2011-2012. Dengan mengetahui kisi-kisi UN SD/MI tentunya proses persiapan akan lebih bisa tepat sasaran. Berikut ini contoh kisi-kisi UN SD/MI

Kisi-kisi UN Bahasa Indonesia SD/MI, indikator:
1. Disajikan teks bacaan 3 – 4 paragraf, siswa dapat:
• menjawab pertanyaan dengan kata tanya (apa, siapa, bagaimana, atau mengapa)
• membuat kalimat tanya sesuai dengan isi salah satu paragraf
• menentukan ide pokok salah satu paragraf
• menentukan kalimat yang sesuai dengan salah satu paragraf.
2. Disajikan gambar kemasan obat yang terdapat petunjuk pemakaiannya, siswa dapat menjelaskan penggunaan obat sesuai dengan tingkatan umur.
3. Disajikan petunjuk penggunaan sebuah produk yang diacak, siswa dapat mengurutkan dengan susunan yang tepat.
4. Disajikan rubrik khusus surat pembaca, siswa dapat menentukan kalimat saran dengan tepat.
5. Disajikan cuplikan pengumuman, siswa dapat menentukan isinya.
6. dst ....

Kisi-kisi UN Matematika SD/MI, Indikator:
1. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan cacah.
2. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan cacah.
3. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat.
4. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan.
5. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan.
6. dst ...


 Kisi-kisi UN IPA SD/MI, Indikator:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi dari ciri khusus pada hewan/tumbuhan tertentu
2. Disajikan contoh beberapa tumbuhan/hewan dalam satu kelompok, siswa dapat menentukan dasar pengelompokan dari tumbuhan/hewan tersebut
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat hewan/tumbuhan bagi kehidupan manusia/lingkungan
4. Siswa dapat menjelaskan tujuan melestarikan hewan/tumbuhan langka
5. dst ....

Untuk lengkapnya bisa dilihat dan didownload di link ini KISI-KISI UN SD 2012, dalam kisi-kisi tersebut sudah lengkap, disertai juga kisi-kisi untuk UN SDLB. Cara mendownloadnya adalah buka link KISI-KISI UN SD 2012, Anda akan melihat kisi-kisi lengkapnya dengan format PDF, lalu untuk menyimpan di komputer Anda, klik ikon Disket yang ada di menu atas (toolbar) berjejer dengan menu lain semisal print. Atau bisa juga dengan mengklik file lalu save as.

UPAYA MEMAJUKAN PENDIDIKAN

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan skill yang berlangsung seumur hidup, baik internal maupun eksternal sekolah. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan sekolah. Dalam hal ini sekolah merupakan lembaga yang berperan menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal, baik segi fisik, mental emosional, sosial dan intelektual.

Sekolah adalah suatu lembaga yang sangat penting untuk menghasilkan manusia-manusia penerus bangsa yang mempunyai kemampuan intelegensi, moral, dan spiritual yang seimbang. Untuk menghasilkan manusia berkualitas diperlukan usaha dan kerja keras yang tidaklah mudah dari berbagai pihak, yaitu siswa, keluarga, masyarakat dan juga para pendidik. Pihak-pihak inilah yang harus berperan aktif dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Dalam pencapaian target tersebut banyak sekali masalah yang akan dihadapi. Sebagai suatu lembaga sekolah harus mampu menanggulangi setiap masalah yang dialami.

Berdasarkan perkembangan sekolah zaman sekarang, banyak sekolah yang kurang memaksimalkan pngembangan potensi murid, kurangnya pendayagunaan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan tersebut, dan kurang adanya motivasi untuk percaya diri membawa sekolah menjadi lebih baik dan maju.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education function atau input-output analisys yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya, dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan educational production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah lebih merupakan subordinasi birokrasi diatasnya sehingga mereka kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreativitas/inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, padahal terjadi atau tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun jika guru tidak berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sedang dukungan-dukungan lain seperti pemikiran, moral dan barang/jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholdir).

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.


Email Untuk Langganan Artikel:

ARTIKEL TERKAIT